"Kalau yang ada di dalam gunung (magma) sudah matang, lalu ada gempa di dekatnya ini bisa menimbulkan efek pada aktivitasnya. Bukan gunung memicu gempa, tetapi gunung itu produk akhir dari gempa," kata staf pengajar Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta ini dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (28/10/2010).
Ketika Gunung Merapi bererupsi pertama kali Selasa (26/10) lalu, sejumlah material panas muntah. Material tersebut akan cepat menjadi dingin tergantung besar kecil serta ketebalannya. Material yang tipis dan kecil akan lebih cepat dingin. Material dalam wujud abu paling mudah dingin. Sedangkan pasir dan bongkahan kerakal akan lebih awet.
Magma Merapi, seperti halnya gunung yang lain akan dikeluarkan melalui lubang kepundan. Umumnya magma akan keluar dari lubang itu, namun bisa jadi lubang kepundan itu tertutup sehingga yang terjadi adalah magma menjebol samping gunung. Namun hal ini jarang ditemui di Indonesia .
Berdasarkan erupsi terakhirnya, gunung dibedakan menjadi tiga tipe yakni tipe A, B dan C. Gunung Merapi masuk dalam tipe A, yakni gunung yang dalam 400 tahun terakhir (sesudah tahun 1600) pernah meletus. Sedangkan tipe B adalah bila suatu gunung lebih dari 400 tahun tidak meletus. Gunung tipe C adalah jejak gunung api yang sudah tidak menunjukkan bentuk.
"Tidak ada puncaknya lagi. Produk yang tertinggal bisa air panas atau belerang," jelas Eko.
Pria berkacamata ini memperkirakan erupsi Merapi saat ini memiliki tipe vulcano murni yang letusannya cenderung vertikal dan pola letusannya menyembur ke berbagai arah.
Dibanding kondisi Merapi 2006, energi Merapi yang terkumpul saat ini lebih besar. Karena itu prosesnya cepat dan volume lavanya banyak. "Kalau tadinya 3-4 km (jarak guguran lava) sekarang puluhan kilometer. Dan kita nggak tahu sudah selesai atau belum (pengeluaran energi). Jadi kita tunggu dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian," terang dia.
Saat erupsi pada 2006, terbentuk kubah lava. Hal itu sebagai akibat adanya energi berkekuatan sedang yang dimiliki Merapi, sehingga magma disisipkan ke luar gunung menjadi kubah. Biasanya kubah lava tidak stabil sehingga longsor. Ketika terjadi guguran kubah lava itulah terjadi awan panas.
"Kalau sekarang tidak terjadi kubah lava, sehingga yang terjadi adalah erupsi umum (letusan), bukan kubah lava," kata pria yang akrab disapa Kang ET ini.
Status Awas Merapi ditetapkan pada Senin (25/10) pukul 06.00 WIB dan gunung meletus esok harinya pada pukul 17.02 WIB. Sedangkan pada 2006, saat Mbah Maridjan moncer untuk pertama kalinya, jarak Awas dan erupsi makan waktu berhari-hari. Korban tewas kala itu ada 2 orang, sedangkan tahun ini lebih dari 30 orang dinyatakan tewas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar