Sleman - Sultan Hamengkubuwono X menegaskan belum ada penunjukan Ponimin sebagai juru kunci Merapi menggantikan Mbah Maridjan. Ponimin hanya ditugasi jaga Merapi. Pengganti Mbah Maridjan akan ditentukan tahun depan.
"Soal penggantian, itu upacaranya masih tahun depan," kata Sultan Hamengkubuwono X, usai rapat kordinasi dengan Pemkab Sleman di Posko Kecamatan Pakem, Jl Kaliurang, Pakem, Sleman, Jumat (29/10/2010).
Menurut dia, belum ada penunjukan juru kunci Merapi yang baru. Menurut dia ada prosedur khusus untuk mengangkat seorang juru kunci.
"Ora ono sing ditunjuk. Itu tidak ditunjuk begitu, tapi ada prosedurnya sendiri. Di pemerintahan kan biasanya ada yang mengajukan, terus harus Abdi Dalem. Prosedurnya kan begitu," tegasnya.
Lantas bagaimana dengan pertemuan Ponimin dengan istri Sultan, GKR Hemas? Bukankah GKR Hemas menyampaikan pesan langsung pada Ponimin?
"Istri saya kan ngomongnya karena saiki Mbah Maridjan sudah tidak ada, saiki kowe sing ngurusi Merapi. Bukan berarti dia yang menggantikan Mbah Maridjan," ungkap Sultan.
Dengan demikian, posisi Ponimin sekarang pun juga bukan semacam pelaksana tugas. "Nggak gitu juga toh. Cuma jaga Merapi," ujar dia.
Dalam rapat kordinasi ini, Sultan didampingi GKR Hemas dan Bupati Sleman Sri Purnomo.
Nama Ponimin mendadak menjadi buah bibir setelah dia selamat dari awan panas alias wedhus gembel Merapi. Ponimin dan keluarganya hanya berlindung dengan sebuah mukena dan ajaibnya mereka selamat. Ponimin hanya mengalami luka bakar di kaki.
Kemudian, istri Sultan, GKR Hemas pun datang menjenguknya. Hemas terdengar menitipkan Merapi kepada Ponimin. Hal ini pun diyakini publik sebagai restu Kraton Yogyakarta kepada Ponimin untuk menggantikan Maridjan.
"Soal penggantian, itu upacaranya masih tahun depan," kata Sultan Hamengkubuwono X, usai rapat kordinasi dengan Pemkab Sleman di Posko Kecamatan Pakem, Jl Kaliurang, Pakem, Sleman, Jumat (29/10/2010).
Menurut dia, belum ada penunjukan juru kunci Merapi yang baru. Menurut dia ada prosedur khusus untuk mengangkat seorang juru kunci.
"Ora ono sing ditunjuk. Itu tidak ditunjuk begitu, tapi ada prosedurnya sendiri. Di pemerintahan kan biasanya ada yang mengajukan, terus harus Abdi Dalem. Prosedurnya kan begitu," tegasnya.
Lantas bagaimana dengan pertemuan Ponimin dengan istri Sultan, GKR Hemas? Bukankah GKR Hemas menyampaikan pesan langsung pada Ponimin?
"Istri saya kan ngomongnya karena saiki Mbah Maridjan sudah tidak ada, saiki kowe sing ngurusi Merapi. Bukan berarti dia yang menggantikan Mbah Maridjan," ungkap Sultan.
Dengan demikian, posisi Ponimin sekarang pun juga bukan semacam pelaksana tugas. "Nggak gitu juga toh. Cuma jaga Merapi," ujar dia.
Dalam rapat kordinasi ini, Sultan didampingi GKR Hemas dan Bupati Sleman Sri Purnomo.
Nama Ponimin mendadak menjadi buah bibir setelah dia selamat dari awan panas alias wedhus gembel Merapi. Ponimin dan keluarganya hanya berlindung dengan sebuah mukena dan ajaibnya mereka selamat. Ponimin hanya mengalami luka bakar di kaki.
Kemudian, istri Sultan, GKR Hemas pun datang menjenguknya. Hemas terdengar menitipkan Merapi kepada Ponimin. Hal ini pun diyakini publik sebagai restu Kraton Yogyakarta kepada Ponimin untuk menggantikan Maridjan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar